motivasi
MOTIVASI,
PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN
Pengertian
Motivasi ialah proses yang memeberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang temotivasi ialah perilaku yang penuh
energi, terarah dan beratahan lama. Adapun perspektif tentang motivasi yakni:
Perspektif Behavioral. Perspektif ini
menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan
motivasi. Insentif adalah eristiwa atau stimuli positif atau negatif untuk yang
dapat memotivasi perilaku murid. Misalnya seorang murid yang dapat menjawab
pertanyaan denagan bagus dan guru itupun memuji murid tersebut agar lebih
termotivasi.
Perspektif Humanistis. Perspektif ini
menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan
untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan erat dengan Abraham Maslow
bahwa kebutuhan dasar harus dipuaskan lebih dahulu sebelum memuaskan kebutuhan
yang lebih tinggi. Urutan kebutuhan hierarki Maslow:
Fisiologis: lapar, haus, tidur
Keamanan(security): bertahan hidup
Cinta dan rasa memiliki (Love and Belongingness): kasih
sayang dan perhatian orang lain.
Harga diri ( self- esteem): menghargai diri sendiri
Aktualisasi diri( self- actualization) : realisasi
potensi diri.
Perspektif Kognitif. Menurut perspektuf
kognitif, pemikiran murid akan memandu mereka. Minat ini berfkus pada idie- ide
seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (
persepsi tentang sebab- sebab kesuksesan dan kegagala, terutama persepsi bahwa
usaha adalah faktir penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka
dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif ini juga
menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring
kemajuan menuju suatu tujuan. Perspektif kognitif tentang motvasi sesuai dengan
gagasan R.W. White(1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni
bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif,
menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
Perspektif Sosial kebutuhan
afiliasi atau keterhubungan adlah motif untuk berhubungan dengan orang lain
secara aman. Kebutuhan afiliasi murid
tercermin dalm motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman,
kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin
hubungan positif dengan guru. Ini membutuhkan pembentukkan, pemeliharaan dan
pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab.
MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinsik dan Intriksi
Motivasi ekstrinsik ialah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk menvapai tujuan). Misalnya, seorang
siswa belajar dengan baik agar mendapatkan hasil yang bail pula. Motivasi
intrinsik ialah motovasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.
Misalnya seorang siswa belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata
pelajaran yang diujikan.
Determinasi Diri dan Pilihan personal. Salah satu
pandangan tenatng motivasi intrinsik menekankan pada deteminasi diri. Dalsm
pandangan ini, murud ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena
kemauan sendiri, bukan karena kesusksesan atau imbalan eksternal.
Proses Kognitif Lainnya
Empat prosess ini adalah: atribusi, motivasi untuk
menguasai keahlian (mastery ), self- efficacy dan penentuan tujuan,
perencanaan dan monitoring diri.
Atribusi. Teori
ini menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya
sendiri, orang- orang termotivasi untuk menemukan sebab- sebab yang
mendasarinya. Atribusi adlah sebab- sebab yang dianggap menimbulkan hasil.
Bernard Weiner (1986, 1992) mengidentifikasi tiga dimensi
atribusu kausal : (1) lokus, apakah sebab itu bersifat eksternal atau internal
bagi si aktor; (2) kemampuan, sejauh mana sebab- sebab itu tetap tak bisa
diubah atau dapat diubah; dan (3) daya kontrol, sejauh mana individu dapat
mengontrol sebab tersebut. Kombinasi atribusi kausal dan penjelasan atas
kegagalan:
Kontribusi Atribusi Kausal
|
Alasan Kegagalan Menurut Murid
|
Internal- Stabil- Tak Dapat dikontrol
Internal- stabil- dapat dikontrol
Internal- tak stabil- tak dapat dikontrol
Internal- tak stabil- dapat dikontrol
Eksternal- Stabil- Tak Dapat dikontrol
Eksternal- stabil- dapat dikontrol
Eksternal- tak stabil- tak dapat dikontrol
Eksterna- tak stabil- dapat dikontrol
|
Kecerdasan rendah
Tak pernah belajar
Sakit saat ujian
Tidak belajar untuk mata ujian tertentu
Syarat sekolah sangat kaku
Instrukturnya bias
Tidak beruntung
Teman tidak mau membantu
|
Lokus. Persepsi murid tentang kesuksesan atau kegagalan
sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang memengaruhi harga diri
murid.
Stabilitas. Persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu
sebab yang memengaruhi ekspetasi kesuksesanya
Daya kontrol. Perspepsi murid tentang daya kontol atas
suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa
bersalah, rasa kasihan dan malu (Graham & Weiner, 1996).
Motivasi untuk mengausai para
periset menyebut penguasaan ini sebagai salah satu dari tiga tipe orientasi
prestasi: penguasaan, tak berdaya, dan kinerja. Anak dengan orientasi untuk
menguasai akan fokus pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap
positf, dan menciptakan strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja
mereka. Sebaliknya anak dengan orientasi tak berdaya ( helpless orientation)
berfokus pada ketidakmampuan
personal mereka, seringkali mengatributkan kesulitan mereka pada kurangnya
kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif.
Self- Efficacy (keyakinan ada diri sendiri). Bandura (1997, 2000, 2001)
percaya bahwa self- efficacy adalah faktor penting untuk memengaruhi prestasi
murid. Murid dengan self- efficacy tinggi setuju dengan pernyataan seperti
“Saya tahu bahwa saya akan mampu menguasai materi ini”.
Penentuan Tujuan, Perencanaan, dan Monitoring Diri.
Disini
kita akan mengembangkan ide ini dan memfokuskan pada arti penting dari
penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring diri dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Para periset telah menemukan bahwa self- efficacy dan prestasi akan
meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek dan spesifik dan
menantang.
Komentar
Posting Komentar